Perkembangan Ojek di Indonesia
Sumber : foto
Ojek adalah salah satu mode transportasi alternatif yang banyak memenuhi sudut-sudut kota. Kehadiran ojek yang sudah tak terkendali kadang dianggap mengganggu. Bahkan polisi bisa melakukan tindakan dengan merazia mereka semua. Meski demikian, kehadiran ojek masihlah disukai banyak orang. Ibaratnya, mati satu tumbuh seribu. Satu ojek dilarang, ribuan ojek baru akan membanjiri kota hingga setiap sudut jalan ada pangkalannya.
AnywayAnyway, kehadiran ojek ternyata sudah ada sejak puluhan tahun silam. Bahkan tanpa kita sadari, mereka telah bertansformasi dari segi alat, pengguna, hingga sistem.
Awalnya ojek dilakukan dengan menggunakan sepeda kuno yang besar. Sepeda ini tahan medan terjal dan kalau pun jatuh tidak akan rusak. Sepeda ini dianggap berkah bagi banyak orang hingga di Jakarta saja muncul 500 pengojek sepeda dalam waktu yang relatif singkat. Pelan tapi pasti ojek pun mengganti kendaraannya. Di Jawa Tengah, ojek mulai menggunakan sepeda motor buatan Jepang yang punya mesin 90cc.
Di era modern, sepeda motor yang kian canggih mengganti semua sepeda yang menjadi tonggak perjuangan ojek. Saat ini kita bisa melihat banyak sekali orang mengojek menggunakan sepeda motor yang bagus. Mulai dari yang bebek, matic, hingga motor yang biasanya digunakan untuk balapan.
Teknologi Ojek Modern
Awalnya ojek dilarang karena bukan dianggap sebagai transportasi umum. Sebuah mode transportasi umum harusnya mampu mengangkut banyak sekali orang. Contohnya bus, bemo, atau kereta api. Di Jakarta, ojek pernah dilarang hingga polisi kerap melakukan razia. Namun nyatanya kekuatan ojek tak bisa dijangkau oleh peraturan mana pun.
Apalagi di era serba digital ini ojek sudah mulai bertranformasi. Muncul sistem pengelolaan ojek yang lebih modern. Kita bisa menggunakan ojek hanya dengan menekan tombol di ponsel. Keberadaan ojek yang tidak akan bisa dilindas zaman dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk mencari untung. Akhirnya kita mengenal banyak sekali nama-nama merk ojek yang jangkauannya nasional hingga daerah.
Sumber : Txt
Ojek adalah salah satu mode transportasi alternatif yang banyak memenuhi sudut-sudut kota. Kehadiran ojek yang sudah tak terkendali kadang dianggap mengganggu. Bahkan polisi bisa melakukan tindakan dengan merazia mereka semua. Meski demikian, kehadiran ojek masihlah disukai banyak orang. Ibaratnya, mati satu tumbuh seribu. Satu ojek dilarang, ribuan ojek baru akan membanjiri kota hingga setiap sudut jalan ada pangkalannya.
AnywayAnyway, kehadiran ojek ternyata sudah ada sejak puluhan tahun silam. Bahkan tanpa kita sadari, mereka telah bertansformasi dari segi alat, pengguna, hingga sistem.
Awalnya ojek dilakukan dengan menggunakan sepeda kuno yang besar. Sepeda ini tahan medan terjal dan kalau pun jatuh tidak akan rusak. Sepeda ini dianggap berkah bagi banyak orang hingga di Jakarta saja muncul 500 pengojek sepeda dalam waktu yang relatif singkat. Pelan tapi pasti ojek pun mengganti kendaraannya. Di Jawa Tengah, ojek mulai menggunakan sepeda motor buatan Jepang yang punya mesin 90cc.
Di era modern, sepeda motor yang kian canggih mengganti semua sepeda yang menjadi tonggak perjuangan ojek. Saat ini kita bisa melihat banyak sekali orang mengojek menggunakan sepeda motor yang bagus. Mulai dari yang bebek, matic, hingga motor yang biasanya digunakan untuk balapan.
Teknologi Ojek Modern
Awalnya ojek dilarang karena bukan dianggap sebagai transportasi umum. Sebuah mode transportasi umum harusnya mampu mengangkut banyak sekali orang. Contohnya bus, bemo, atau kereta api. Di Jakarta, ojek pernah dilarang hingga polisi kerap melakukan razia. Namun nyatanya kekuatan ojek tak bisa dijangkau oleh peraturan mana pun.
Apalagi di era serba digital ini ojek sudah mulai bertranformasi. Muncul sistem pengelolaan ojek yang lebih modern. Kita bisa menggunakan ojek hanya dengan menekan tombol di ponsel. Keberadaan ojek yang tidak akan bisa dilindas zaman dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk mencari untung. Akhirnya kita mengenal banyak sekali nama-nama merk ojek yang jangkauannya nasional hingga daerah.
Sumber : Txt
Komentar
Posting Komentar